Melani Arnaldi
Sensori integrasi adalah suatu proses neurologi yang berfungsi mengorganisasikan informasi dari tubuh dan dunia luar dalam dunia sehari-hari.
Proses ini bekerja sebagai system di saraf pusat yang berisi jutaan neuron di sumsum tulang belakang dan otak. Dalam kenyataannya, gangguan kemampuan sensori integrasi yang dialami anak sejak lahir akan mengganggu proses pengorganisasian, pikiran, dan perilaku. Kondisi ini dapat dilihat, bagaimana regulasi diri anak dalam mengontrol aktivitas perilakunya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Banyak sekali permasalahan anak kebutuuhan khusus yang membutuhkan terapi sensori integrasi di tujuh tahun awal kehidupannya, seperti ADHD, Autisme, Cerebal Palsy, PDD-NOS.
Gejala yang dapat terlihat, yaitu:
- Terlalu sensitif atau kurang sensitive terhadap sentuhan, gerakan, penglihatan, atau suara di lingkungan
- Tingkatan aktivitas yang tidak biasa seperti anak lainnya, dapat sangat aktif atau kurang aktif
- Mudah terganggu; miskin perhatian terhadap tugas
- Keterlambatan dalam bicara, keterampilan motoric, atau pretasi akademis
- Masalah koordinasi seperti kikuk atau canggung
- Miskin kesadaran tubuh
- Kesulitan belajar tugas baru atau mencari tahu bagaimana untuk bermain dengan mainan baru
- Tampak tidak teratur di hamper setiap waktu
- Kesulitan dengan transisi antara kegiatan atau lingkungan baru
- Keterampilan sosial yang belum matang
- Impulsif atau kurangnya pengendalian diri
- Kesulitan menenangkan diri setelah terganggu secara emosional
- Masalah self regulation
Masalah sistem sensitivitas tactil
Sistem tactil bermain di dalam kemampuan fisik, mental, dan emosional di dalam membentuk perilaku. Setiap orang memiliki sensitivitas tactile ketika semua fungsi penginderaannya dapat menghantarkan informasi di dalam fungsi persepsi visual, planning motoric, body awareness, maupun terhadap kemampuan social skill. Kondisi ini sangat mempengaruhi rasa aman secara emosional dan kemampuan belajar secara akademik. Terdapat dua kemampuan dasar sensitivitas tactile yang harus dimiliki, pertama kemampuan sensitivitas untuk mempertahankan diri, kemampuan sensitivitas untuk membedakan rangsang, dan kemampuan untuk mengontrol sensitivitas dari susunan saraf pusat.
Kondisi ini biasanya dialami oleh anak-anak yang mengalami hipersensitivitas atau hiposensitivitas. Bahkan kesulitan membedakan rangsang penginderaan
Masalah sensitivitas vestibular
Sistem vestibular adalah kemampuan memperoleh keseimbangan antara gerak dan koordinasi pikiran. Salah satu cara yang digunakan adalah menghubungkan pesan sensoris ke bagian syaraf pusat melalui pengalaman yang dibuat sampai terbentuknya kerangka kerja dari syaraf pusat secara efektif.
Pada umumnya anak yang mengalami gangguan sensitivitas vestibular, akan mengalami masalah pada saat bermain. Umumnya anak akan sering terjatuh, menabrak barang-barang, sampai denngan kesulitan untuk duduk diam saat membaca. Emosinya sering terlihat naik turun, dengan attention yang tidak terpelihara dalam waktu yang diharapkan. Melalui terapi sensori integrasi yang dikombinasikan dengan metode metakognitif, anak akan diajarkan bagaimana dapat mengendalikan pikirannya untuk mengontrol gerak tubuhnya agar terjadi keseimbangan antara sensasi yang masuk, gerak, gravitasi, keseimbangan, dan ruang.
Masalah Sistem Propioseptik
Sistem propioseptik adalah kemampuan diri untuk mengontol posisi gerak tubuh. Kondisi ini berkaitan dengan proses integrasi antara sensasi gerak dan sentuhan. Proses penerimaan sensasi propioseptik berkaitan dengan otot, ligament, tendon, dan lapisan penguhung antar motorik gerak. Kemampuan ini berkaitan dengan posisi anak untuk menerima pesan tanpa dia sadari pada akhirnya, sehingga terjadi automatisasi gerak yang fleksibel, tidak terkesan kaku dan memiliki kemampuan control motoric yang terencana.
Masalah Asosiatif
Masalah asosiatif berkaitan dengan bagaimana seseorang memproses semua panca inderanya dengan baik. Masalah ini berkaitan dengan masalah memproses informasi bahasa pada indera pendengaran, proses mengartikulasikan kata-kata saat berbicara, kemampuan terahadap proses persepsi penglihatan dan gerak mata, masalah koordinasi terhadap kemampuan fungsi pengecapan saat makan, masalah kontrol fungsi toilet training dan masalah tidur. Masalah ini pada umumnya dialami anak apabila setelah berusia 4 tahun belum bisa melakukannya dengan baik. Masalah ini dikatakan penting, karena kemampuan asosiatif adalah kemampuan pertama anak untuk dapat belajar, termasuk belajar membaca, menulis, dan merasakan masalah-masalah social secara emosional.
Proses Tahapan Terapi Sensori Integrasi Metakognisi
Seperti yang kita ketahui bahwa mekanise kerja otak dapat terjadi dari berbagai macam bentuk proses. Diantaranya proses lateralisasi yang dapat menutupi ketidakmampuan prosses bahasa disebagian belah otak. Pada proses kemampuan sensori integrasi memang memiliki proses yang runtut berbeda dengan fungsi kongitif bahasa.
Masalah keruntutan ini yang menyebabkan proses terapi harus dilakukan dengan sejumlah tahap secara berurutan. Dimana dari gambar diatas dapat terlihat bahwasanya tahap paling mendasar harus terpenuhi keterampilannya sebelum naik ke tahap di atasnya.
Proses neurologi berfungsi untuk mengorganisasikan sensasi dari tubuh dan lingkungan, serta membuat tubuh lebih efektif di dalam merespon informasi dari lingkungan. Proses ini harus menjadi program yang secara otomatis berfungsi di saat input sensori masuk. Proses automatisasi ini dapat diperoleh dari proses pelatihan secara motorik dan melalui proses belajar, melalui metode metakognisi.
Proses terapi akan melalui tahap, dimana anak akan dilatih secara motorik untuk merangsang system penginderaan, menerima sensitivitas dari lingkungan, baru kemudian masuk ke tahap sensori motorik dan perceptual motorik untuk melakukan sejumlah perintah yang diharapkan.
Setelah proses pelatihan dianggap telah mampu mencapai tahapan yang optimal, barulah seorang anak memasuki tahap proses berpikir. Proses berpikir ini termasuk kemampuan untuk membuat strategi, pengambilan keputusan, membuat planning, membuat cerita, hingga munculnya insight di dalam bentuk self-talk. Proses berpikir yang telah di dasar dengan kemampuan sensori motorik yang optimal akan mewujudkan suatu koordinasi regulasi diri yang baik. Kondisi ini yang diharapkan dapat terwujud melalui terapi yang dilakukan secara rutin dan disiplin. Proses yang dilakukan akan menghasilkan proses neuroplastisitas di otak sehingga hasilnya prosesnya dapat merubah sturktur otak secara keselurahan.
Pentingkah fisioterapi ?
Fisoterapi dengan elektro akupuntur mampu meningkatkan fungsi fisiologi syaraf pusat dan tepi sehingga mampu meningkatkan kecerdasan. Fisioterapi yang dilakukan adalah dengan menggunakan akupuntur listrik atau elektro akupuntur. Teknik ini setara dengan 1000 jarum akupuntur namun tidak menimbulkan rasa sakit serta aman bagi anak.
Melalui bantuan teknik akupuntur listrik ini, tumbuh kembang fisiologi tubuh anak dioptimalkan sehingga mampu meningkatkan kecerdasan. Berdasarkan penelitian, alat ini dapat secara efektif meredakan gejala autisme anak dan meningkatkan kecerdasan, kemampuan bahasa, dan kemampuan sosial adaptif.
Referensi
Alberta Human Services. (2015). Sensory integration and sensory integration dysfunction. http://www.humanservices.alberta.ca/documents/PDD/pdd-central-sensory-integration-dysfunction.pdf. Diakses 9 November 2016.
Brown, J. (2009). An introduction to identification and intervention for children with sensory processing difficulties.https://childhealthanddevelopment.files.wordpress.com/2011/04/si-presentation_for_mh_practioners.pdf. Diakses 28 Januari 2016
Tian YP1, Qi R, Li XL, Wang YL, Zhang Y, Ji T, Hou CY, Wang LJ. Acupuncture for promoting intelligence of children–an observation on 37 cases with mental retardation. Journal of Traditional Chinese Medicene. 2010 Sep;30(3):176-9